Total Tayangan Halaman

Kamis, 25 Desember 2008

Diuntungkan Krisis Global

Menyikapi (dari sisi lain) Krisis Global

Indonesia patut bersyukur karena negara ini tak memusatkan pasarnya ke AS dan Eropa sehingga tidak mengalami dampak yang sangat besar akibat krisis global. Hal ini diungkapkan pengamat ekonomi Faisal Basri dalam diskusi terbatas Kompas, Jumat (10/10).


"Porsi ekspor Indonesia ke AS, Eropa, Jepang sudah menurun. Bergeser ke negara-negara East Middle dan ASEAN," ujar Faisal. Imbas yang begitu besar dialami oleh negara-negara dengan volume ekspor besar ke negara-negara Barat dan juga negara-negara yang terkait erat dengan sektor finansial negara Barat.


Ia mengatakan perekonomian Indonesia dan sektor keuangannya tak terkait erat dengan sektor finansial. Di antara negara ASEAN, Singapura yang paling anjlok karena pasarnya mengikuti Amerika.


Dalam krisis, Indonesia juga diuntungkan karena harga minyak sedang turun ke level 80 dollar AS per barel serta current account yang masih surplus meski nilai surplusnya memang menyusut. Kondisi sektor perbankan juga cukup terkonsolidasi karena sebenarnya besarnya indikator kesehatan perbankan berada di atas rata-rata dari negara tetangga, bahkan bisa dikatakan yang terbaik.


Faisal mengatakan, pasar bursa tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap gejolak ekonomi dalam negeri. Pasalnya, pelaku pasar bursa hanya sekitar 0,5 persen dari penduduk Indonesia.


"Kalau bursa bangkrut no problem, jadi tenang saja," kata Faisal. Menurutnya, pemerintah harus lebih fokus pada sektor riil domestik untuk menjaga industri dalam negeri. Beberapa kebijakan fiskal dan moneter harus dibenahi untuk mendukung pertumbuhan sektor riil. "Tidak usah memikirkan akan menarik investor dari luar negeri. Tetapi, fokus saja ke dalam negeri, seperti memberikan kemudahan bagi pelaku sektor riil domestik," ujar Faisal.

Sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar