Seringkali secara tidak sengaja, biasanya untuk menumpahkan kasih sayang, memperlihatkan bahwa kita sayang sekali pada si kecil, kita memanjakan anak dengan berlebihan tanpa disadari efek yang terjadi di ma

Apalagi untuk ibu yang bekerja di luar rumah, untuk menebus perasaan bersalah pada anak-anak, seringkali kemanjaan itu diperlihatkan dengan gaya hidup yang konsumtif, memberikan apapun yang anak mau tanpa melihat fungsi, kegunaan benda itu, asal anak senang, maka hilanglah perasaan bersalah itu. Lalu biasanya anak akan sukar untuk mensyukuri apa yang ia miliki, cenderung boros dan senang berfoya2 saat ia bertambah besar. Tidak empati pada sesama, menyepelekan orang yang dibawahnya. Ia juga tidak akan mengerti bahwa uang atau materi yang ia dapatkan adalah hasil kerja keras kedua orang tuanya.Juga dengan membiarkan apapun kesalahan yang diperbuat anak, yah biarlah toh masih anak-anak. Padahal menurut seorang psikolog, pendidikan untuk anak itu akan lebih mudah masuk ketika anak itu berusia dibawah 8 tahun, bila diatas usia itu akan lebih susah lagi untuk mendidiknya. Apapun kesalahan anak tentunya harus diberi sangsi, tentunya sangsi yang tidak berbentuk kekerasan dalam rumah tangga.
Akan lebih mudah bila pola pendidikan dimulai sejak anak masih kecil atau sejak anak masih di dalam kandungan. Dimulai dengan bacaan2 Al Qur’an saat anak tengah dikandung, dibiasakan bacaan Al Qur’an itu untuk didengar telinga anak sejak masih bayi sampai seterusnya, lalu mata anak tidak diman
Kemudian hal yang penting lagi, menurut seorang psikolog adalah tidak memaksakan kehendak dan memperlakukan anak sesuai usianya. Seringkali orang tua ingin menjadikan anak sebagai little parent, anaknya suka seni orang tua memaksakan ia harus jago bisnis seperti ayahnya. Melihat kelebihan anak di segi apa, misalnya tidak memaksa anak harus pintar matematika sementara si anak lemah di bidang itu, karena untuk survive yang dilihat kan tidak dari IQ saja tapi bisa juga dilihat dari EQ anak. Bila anak masih TK atau SD perlakukan sesuai usianya, juga dalam hal memberi sangsi, tidak memperlakukan anak yang masih SD atau TK dengan didikan anak2 yang sudah masuk SMP atau SMU, atau sebaliknya tidak memperlakukan anak yang telah SMU seolah2 ia masih anak kecil saja.
Note: Bagaimana Pendapat Anda...?
Reff://lenijuwita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar