oleh: DR. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec
Krisis ekonomi yang menghantam Amerika tidak hanya berdampak di Amerika, tapi juga berdampak pada negara lainnya di dunia. Semua pakar ekonomi syariah menyatakan dan setuju bahwa krisis yang terjadi sekarang akibat dari ekonomi kapitalis yang meng-agungkan logika dan meremehkan nilai-nilai spiritual dan moral. Lalu bagaimana tanggapan Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec sebagai salah satu pakar ekonomi syariah akan hal ini dan bagaimana sebaiknya para pelaku ekonomi syariah mengambil langkah dalam menghadapi krisis global yang tengah terjadi?, serta benarkah dengan terjadinya krisis global menjadikan ekonomi syariah akan mencapai momentumnya? Untuk itu, Amalia dari Kantor Berita Ekonomi Syariah mewawancarai Doktor lulusan University of Melbourne Australia ini usai acara festival muharam beberapa waktu lalu. Berikut petikannya :
Apa Tanggapan Anda mengenai krisis global yang sekarang terjadi?
Krisis yang sekarang terjadi adalah akibat greedy (ketamakan) dan fraud (manipulasi). 2 sifat ini banyak terjadi pada pengembangan produk – produk derivatif yang tidak memiliki underlying transaction. Krisis itu terjadi awalnya, dimulai oleh saham-saham yang merupakan produk dari tagihan perumahan, dimana tagihan perumahan itu sendiri merupakan yang no 2 (secondary), artinya tagihan tersebut ada yang macet. Ketika tagihan itu ada yang macet, kemudian di rating, lalu produk tersebut dijual sebagai salah satu security. Istilahnya daur ulang lagi, daur ulang lagi, sampai satu titik dia macet. Dan ketika macet, harga rumah ambruk, orang-orang yang mempunyai tagihan cicilan rumah, tidak sanggup untuk bayar lagi. Akhirnya mereka menyerahkan rumah mereka. Hal ini mengakibatkan banyak orang amerika yang jatuh miskin, sehingga kemudian Amerika mengalami krisis. Krisis di amerika merembet ke negara-negara lainnya di dunia karena banyak perekonomian negara di dunia yang bergantung dengan perekonomian amerika. Misalnya, yang tadinya banyak permintaan furniture dari Amerika ke negara-negara Asia, akhirnya permintan akan furniture tersebut menajadi menurun drastis. Begitu juga dengan produk lain. 30% ekspor dunia adalah dari Amerika. Sedangkan di Indonesia krisis di Amerika mengakibatkan pabrik-pabrik tekstil mulai melakukan PHK (Pemutusan Hubungan kerja), demikian juga pabrik-pabrik elektornik.
Menurut Anda, hikmah apa yang bisa kita ambil dengan terjadinya krisis global ini?
Pertama, pentingnya bagaimana pemahaman dan penghayatan tentang nial-nilai spiritual. Kedua, bagaimana kita diinggatkan supaya lebih bergantung kepada produk dalam negeri., tidak banyak impor. Karena impor ini akan banyak menghabiskan devisa. Ketiga, ini mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan sektor ekonomi kecil dan mikro (UMKM). Karena terbukti selama krisis tahun 1998 mereka mampu bertahan. Dimana mereka tidak meminta pembiayaan dari bank, tidak meminta apapun dari pemerintah, tidak menghabiskan devisa negara tapi mereka mampu untuk survive. UKM juga merupakan salah satu sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. Dengan lebih memperhatikan dan memberdayakan sektor mikro maka akan membuat perekonomian bangsa kita tidak lagi terlalu tergantung dengan pihak luar. Dan dengan mengembangkan ekonomi mikro maka secara tidak langsung kita juga ikut mengembangkan ekonomi syariah, karena salah satu fokus ekonomi syariah adalah pemberdayaan dan mengembangkan sektor UMKM. Sejarah juga membuktikan bahwa selama krisis yang terjadi di waktu tahun 1998, selain sektor mikro mampu bertahan, ternyata ekonomi syariah juga mampu bertahan. Dengan kembali ke ekonomi syariah, kita berharap ekonomi syariah dapat mencapai momentumnya dengan kembali ke sifat amanah, fathanah, siddiq, dan tabligh.
Lalu Bagaimana dengan ekonomi daerah?
Khusus untuk ekonomi daerah, ini merupakan saatnya bagi APBD-APBD kita untuk benar – benar dirancang dengan memasukkan nilai religius, karena kemajuan di Indonesia bukan hanya tergantung dengan ekonomi di pusat, tapi juga bagaimana dengan kemampuan Pemda-pemda dan DPRD dalam mendesign anggaran daerahnya. Bagaimana concern mereka terhadap porsi terbesar dari anggaran tersebut bukanlah untuk pimpinan daerah, melainkan untuk misalnya pemberdayaan UMKM, mengentaskan kemiskinan, memasyarakatkan posyandu untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduknya, untuk memperbaiki jalan-jalan yang rusak dan lainnya. Kalau hal ini menjadi concern mereka, saya yakin ekonomi daerah akan tambah sehat, bersih, transparan dan kuat.
Bagaimana tanggapan Anda mengenai perkembangan ekonomi syariah saat ini? Apalagi belakangan ini sudah banyak negara-negara yang mulai melirik ekonomi syariah, seperti Amerika dan Eropa. Bagaimana tanggapan Anda?
Krisis yang terjadi memperlihatkan bahwa dunia membutuhkan Islam, dunia yang berbasis ekonomi riel dan moralitas. Dunia yang memanusiakan manusia. Ekonomi syariah ini akan kelihatan indahnya pada saat krisis.
Kenapa?
Karena pertama, ekonomi syariah adalah ekonomi yang berbasis pada sektor riel. Jadi yang membedakan antara ekonomi syariah dengan ekonomi kapitalis itu, diantaranya; ekonomi kapitalis berbasis pada ekonomi moneter, sistem pasar modal, dimana ketika harga-harga saham naik itu tidak mencerminkan kenaikan harga yang sesungguhnya. Disini banyak terjadi faktor-faktor non ekonomi yang bermain. Sementara kalau ekonomi syariah, tidak boleh berbasis kepada sektor moneter saja tanpa berbasis pada sektor rielnya. Kedua, ekonomi syariah berbasis pada nilai-nilai, yang paling pokok yaitu halal haram dan semua turunannya. Ketiga, eonomi syariah berbasis bagaimana menguatkan martabat manusia itu sendiri. Jadi dalam ekonomi syariah, pusat dari pembangunan itu adalah bukan bangunan fisik, tapi manusianya. Sekarang terlihat bahwa negara barat yang mengagungkan logika dan kecanggihan manajemen mulai menyadari bahwa keagungan logika dan kecanggihan manajemen akan runtuh jika tidak didukung dengang manusianya.
Menurut Anda apa yang menjadi penghambat dari pertumbuhan dan perkembangan ekonomi syariah itu sendiri?
Penghambatnya adalah kita belum nawaitu, belum berniat.
Siapa yang belum berniat? apa umat muslimnya sendiri?
Sebagian dari umat muslimnya belum berniat. Mengembangkan ekonomi syariah adalah tugas kita bersama. Tugas para ulama untuk mengigatkannya, tugas para teknokrat dan ekonom untuk mendesign nya, tugas para banker untuk mengembangkan produknya.Tugas para akademisi dan mahasiswa untuk melakukan riset, tugas para ibu-ibu untuk mulai menabung di bank syariah. Jadi ini merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama, bukan hanya tugas dari seorang yang namanya Syafii Antonio.
Kira-kira strategi apa yang diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah?
Pertumbuhan ekonomi syariah itu harus dimulai dari kuatnya pemahaman dan pengertian kita akan ekonomi syariah itu sendiri, bahwa ber-ekonomi syariah itu wajib, sama halnya seperti kita wajib solat. Jadi kita sebagai muslim wajib ber-ekonomi dan berbisnis secara islami, itu yang paling pokok. Kemudian, dari sisi pemerintah, bagaimana supaya secara setahap demi setahap kebijakan baik di sektor riel, moneter dan keuangan itu berbasis ekonomi syariah juga. Kemudian yang tidak kalah pentingya juga diperlukan dukungan dari kejaksaan, kepolisian dan juga dari DPR. Pertumbuhan ekonomi syariah perlu mendapat dukungan dari semua pihak
Salah satu penghambat ekonomi syariah adalah masih kurangnya SDM yang paham betul dengan ekonomi syariah, bahkan diperkirakan Indonesia masih membutuhkan 40.000 SDM. Apakah dengan Anda juga berkecimpung di dunia pendidikan merupakan salah satu upaya Anda untuk turut andil meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia?
Betul. Tantangan terbesar bagi pertumbuhan ekonomi syariah salah satunya adalah kesiapan SDM. SDM ini bukan hanya untuk mengisi perbankan dan asuransi. Tapi juga bagaimana ada orang-orang yang tidak hanya mengerti ekonomi syariah, tapi juga mengerti bisnis., Orang yang mengerti akuntansi tapi juga mengerti fiqih, orang yang mengerti hadis tapi juga menguasai manajemen keuangan. Inilah yang sesungguhnya yang akan mewarnai industri eknomi syariah, yang akan masuk ke BI, Bapenas, pasar modal, pegadaian, dst. Jadi kebutuhan SDM syariah tidak hanya untuk lembaga keuangan syariah tapi juga untuk semua elemen industri. Untuk tahap awal, mungkin baru bisa terpenuhi untuk industri keuangan syariah, tapi insyaallah lama kelamaan kita akan mengekspor sdm-sdm kita memasuki semua lini, karena saya juga meminta kepada anak-anak didik saya untuk aktif di 4 bidang agar petumbuhan ekonomi syariah bisa terus berkembang, terutama dari sisi sdm nya.
Bidang apa saja?
Yang pertama, segmen prosfesional /eksekutif. Kedua, sektor entrepreneur. Ketiga, akademisi dan keempat segmen community development. Yang saya dorong utama adalah entrepreneur, walaupun entrepreneur tersebut diawali dulu dengan menjadi eksekutif selama 3, 4 tahun dulu, baru kemudian menjadi enterepreneur.
Mengapa segmen enterpreuner menjadi yang utama?
Karena entrepreneur itu yang menciptakan bisnis dan lapangan pekerjaan. Dengan menjadi entrepreneur, mereka terlatih untuk menjadi mandiri. Jadi dengan menjadi entrepreneur ini, jiwa mereka terlatih bagaimana supaya menjadi orang kaya, bagaimana supaya income kita tidak ditakar oleh majikan, tapi kita sendiri yang mengatur berapa besar income kita. Menciptakan jiwa dan motivasi enterpreneur inilah yang mahal. Itu semua kami pupuk melalui pendidikan dan melalui proses. Walapun nantinya diawal mereka akan kerja dulu dengan orang lain dalam rangka untuk mencari dana dan networking.
Banyak yang berpendapat bahwa SDM yang sekarang selain masih kurang dalam jumlahnya juga masih sangat kurang kualitasnya, hal ini ditandai dengan masih banyaknya praktisi perbankan syariah sendiri yang belum paham betul dengan ekonomi syariah. Lalu, sebaiknya strategi apa yang mestinya diterapkan oleh lembaga pendidikan ekonomi syariah agar menghasilkan SDM yang berkualitas?
Pertama, dari sisi input. Garbage in garbage out. Kualitas itu sebenarnya tergantung bagaimana lembaga pendidikan tersebut menyeleksi orang-orang yang punya niat, keseriusan dan dedikasi terhadap ekonomi syariah. Saya termasuk orang yang percaya bahwa orang itu tidak bodoh, tapi orang itu tidak serius dan malas. Oleh karena itu harus dibakar semangatnya. Setiap tahun di STEI Tazkia selalu ada mahasiswa yang dikeluarkan. Kenapa? Karena Tazkia mempunyai batasan kualitas. Jika kehadirannya kurang atau IPK nya kurang, maka akan kami keluarkan. Pokoknya Tazkia tidak mau bermain dengan inputan yang kurang bagus. Kedua, design kurikulum. Kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga tercipta link and match dengan industri. Ketiga, kalau bisa dari setiap mata kuliah itu ada praktikum dan ada studi lapangan, sehingga mahasiswa tidak hanya menerima teori melulu. Dan yang lebih penting lagi, mahasiswa nya dilatih untuk tidak hanya cantik secara penampilan tapi juga cantik secara mentalitas dan ibadah. Nah agar hal itu dapat terwujud maka lembaga pendidikan perlu menerapkan adanya sistem boarding. Seperti di Tazkia, menerapkan boarding selama 1 tahun untuk mahasiswa baru.
Tujuan dari boarding ini apa?
Dengan adanya boarding (masuk asrama) ini maka tujuannya, pertama adalah agar mereka yang tadinya tidak mau atau malas untuk tahajjud,dipaksa untuk tahajud. Solat diabsen. Memang pada awalnya mereka tidak ikhlas melakukannya. Disini kami ingin menumbuhkan kepada mereka untuk disiplin shalat berjamaah. Lama kelamaan, yang awalnya mereka melakukan karena terpaksa, akhirnya mereka melakukan karena kebiasaan dan akhirnya dengan iklas mereka melakukan itu semua.
Selain dengan menerapkan sistem boarding, kiat apalagi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM bidang ekonomi Syariah, terutama yang diterapkan di Tazkia?
Kita memberikan beasiswa, tidak hanya kepada mahasiswa, tapi juga kepada para dosen pengajar di Tazkia. Untuk beasiswa mahasiswa, maka syaratnya IPK nya harus 3,00. jika IPK nya turun, maka beasiswanya di stop. Beasiswa ini merupakan salah satu pendorong bagi siswa untuk mempertahankan kualitas akademisnya.
Apakah dengan adanya syarat yang cukup ketat tersebut malah akan membuat siswa menjadi tambah stres?apa orang tua siswa tidak protes?
Memang ada orang tua siswa yang protes dan mengatakan bahwa syarat basiswa tersebut membuat anaknya menjadi stres. Lalu kami menjawab bahwa, memang siswa kami didik untuk berhadapan dengan stres, karena stres di dunia pendidikan tidak sepadan dengan stres ketika mereka terjun ke dunia kerja atau dunia industri. Kami di Tazkia memiliki salah satu slogan yang berbunyi ; “Jikalau anda tidak sabar untuk menahan beratnya belajar, maka anda harus siap dengan penderitaan menjadi orang yang bodoh dan tersingkir.” Dengan sisten tersebut, maka Tazkia bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas. Tazkia tidak hanya memberikan beasiswa tingkat S1, tapi juga sampai jenjang S2 dan S3. Mahasiswa yang berprestasi kami berikan beasiswa S2 di luar negeri. Sampai saat ini, Tazkia sudah mengirim 3 mahasiswa beasiswa ke luar negri dan 5 dosen juga keluar negeri untuk jenjang S3. Selain itu, saya juga mengajak mereka untuk menulis buku bersama-sama. Ini semua kami lakukan untuk meningkatkan kualitas sdm ekonomi syariah melalui lembaga pendidikan kami, STEI Tazkia.
Sekarang banyak lembaga pendidikan dibidang ekonomi syariah, apa keunggulan STEI Tazkia dibanding lembaga pendidikan lainnya?
Kelebihannya, pertama, nothing else but we are Islamic economics. Kedua, kami memiliki matrikulasi, dimana kurikulum syariah dan konvensional kami gabungkan. Ketiga, kami mempelopori teks book yang kami buat sendiri. Keempat, kita selalu mencoba link and match dengan industri secara intens dan berkesinambungan. Kelima, kami menerapkan pengajaran dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab. Minimal materi kuliah dengan teks book, kita gunakan bahasa aslinya. Walaupun ketika dalam menjawab ujian masih dalam bahasa Indonesia. Tapi no problem, karena ini semua masih dalam proses.
Harapan Anda terhadap perkembangan ekonomi syariah di masa yang akan datang?
Ekonomi syariah sesungguhnya sekarang lagi mendapat momentum, tinggal bagaimana kita selaku pelaksananya ini memanfaarkannya dengan sebaik mungkin. Jadi momentum ini akan berjalan begitu saja atau akan terjadi suatu percepatan, tergantung kita semua. Saya berharap kita semua bisa memanfaatkan momentum ini dengan sebaik mungkin. (aml)
Reff: PKES- Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah
Siapakah: DR. Muhammad Syafii Antonio, MSc...?
Saya lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 mei 1965. Nama asli saya Nio Cwan Chung. Saya adalah WNI keturunan Tionghoa. Sejak kecil saya mengenal dan menganut ajaran Konghucu, karena ayah saya seorang pendeta Konghucu.
Selain mengenal ajaran Konghucu, saya juga mengenal ajaran Islam melalui pergaulan di lingkungan rumah dan sekolah. Saya sering memperhatikan cara-cara ibadah orang-orang muslim.
Kerena terlalu sering memperhatikan tanpa sadar saya diam-diam suka melakukan shalat. Kegiatan ibadah orang lain ini saya lakukan walaupun saya belum mengikrarkan diri menjadi seorang muslim.
Kehidupan keluarga saya sangat memberikan kebebasan dalam memilih agama. Sehingga saya memilih agama Kristen Protestan menjadi agama saya. Setelah itu saya berganti nama menjadi Pilot Sagaran Antonio. Kepindahan saya ke agama Kristen Protestan tidak membuat ayah saya marah. Ayah akan sangat kecewa jika saya sekeluarga memilih Islam sebagai agama.
Sikap ayah saya ini berangkat dari image gambaran buruk terhadap pemeluk Islam. Ayah saya sebenarnya melihat ajaran Islam itu bagus. Apalagi dilihat dari sisi Al Qur’an dan hadits. Tapi, ayah saya sangat heran pada pemeluknya yang tidak mencerminkan kesempurnaan ajaran agamanya.
Gambaran buruk tentang kaum muslimin itu menurut ayah saya terlihat dari banyaknya umat Islam yang berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. Bahkan, sampai mencuri sandal di mushola pun dilakukan oleh umat Islam sendiri. Jadi keindahan dan kebagusan ajaran Islam dinodai oleh prilaku umatnya yang kurang baik.
Kendati demikian buruknya citra kaum muslimin di mata ayah, tak membuat saya kendur untuk mengetahui lebih jauh tentang agama islam. Untuk mengetahui agama Islam, saya mencoba mengkaji Islam secara komparatif (perbandingan) dengan agama-agama lain.
Dalam melakukan studi perbandingan ini saya menggunakan tiga pendekatan, yakni pendekatan sejarah, pendekatan alamiah, dan pendekatan nalar rasio biasa. Sengaja saya tidak menggunakan pendekatan kitab-kitab suci agar dapat secara obyektif mengetahui hasilnya.
Berdasarkan tiga pendekatan itu, saya melihat Islam benar-benar agama yang mudah dipahami ketimbang agama-agama lain. Dalam Islam saya temukan bahwa semua rasul yang diutus Tuhan ke muka bumi mengajarkan risalah yang satu, yaitu Tauhid. Selain itu, saya sangat tertarik pada kitab suci umat Islam, yaitu Al-Qur’an. Kitab suci ini penuh dengan kemukjizatan, baik ditinjau dari sisi bahasa, tatanan kata, isi, berita, keteraturan sastra, data-data ilmiah, dan berbagai aspek lainnya.
Ajaran Islam juga memiliki system nilai yang sangat lengkap dan komprehensif, meliputi system tatanan akidah, kepercayaan, dan tidak perlu perantara dalam beribadah. Dibanding agama lain, ibadah dalam islam diartikan secara universal. Artinya, semua yang dilakukan baik ritual, rumah tangga, ekonomi, sosial, maupun budaya, selama tidak menyimpang dan untuk meninggikan siar Allah, nilainya adalah ibadah. Selain itu, dibanding agama lain, terbukti tidak ada agama yang memiliki system selengkap agama Islam. Hasil dari studi banding inilah yang memantapkan hati saya untuk segera memutuskan bahwa Islam adalah agama yang dapat menjawab persoalan hidup.
Masuk Islam
Setelah melakukan perenungan untuk memantapkan hati, maka di saat saya berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku SMA, saya putuskan untuk memeluk agama Islam. Oleh K.H.Abdullah bin Nuh al-Ghazali saya dibimbing untuk mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat pada tahun 1984. Nama saya kemudian diganti menjadi Syafii Antonio.
Keputusan yang saya ambil untuk menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. Ternyata mendapat tantangan dari pihak keluarga. Saya dikucilkan dan diusir dari rumah. Jika saya pulang, pintu selalu tertutup dan terkunci. Bahkan pada waktu shalat, kain sarung saya sering diludahi. Perlakuan keluarga terhadap diri saya tak saya hadapi dengan wajah marah, tapi dengan kesabaran dan perilaku yang santun. Ini sudah konsekuensi dari keputusan yang saya ambil.
Alhamdulillah, perlakuan dan sikap saya terhadap mereka membuahkan hasil. Tak lama kemudian mama menyusul jejak saya menjadi pengikut Nabi Muhammad saw.
Setelah mengikrarkan diri, saya terus mempelajari Islam, mulai dari membaca buku, diskusi, dan sebagainya. Kemudian saya mempelajari bahasa Arab di Pesantren an-Nidzom, Sukabumi, dibawah pimpinan K.H.Abdullah Muchtar.
Lulus SMA saya melanjutkan ke ITB dan IKIP, tapi kemudian pindah ke IAIN Syarif Hidayatullah. Itupun tidak lama, kemudian saya melanjutkan sekolah ke University of yourdan (Yordania). Selesai studi S1 saya melanjutkan program S2 di international Islamic University (IIU) di Malaysia, khusus mempelajari ekonomi Islam.
Selesai studi, saya bekerja dan mengajar pada beberapa universitas. Segala aktivitas saya sengaja saya arahkan pada bidang agama. Untuk membantu saudara-saudara muslim Tionghoa, Saya aktif pada Yayasan Haji Karim Oei. Di yayasan inilah para mualaf mendapat informasi dan pembinaan. Mulai dari bimbingan shalat, membaca Al-Qur’an, diskusi, ceramah, dan kajian
Islam, hingga informasi mengenai agama Islam. (Hamzah, mualaf.com)
Redaksi : Saat ini M Syafii Antonio aktif diberbagai Lembaga Keuangan Islam/Syariah baik Bank maupun Non Bank, dan membina berbagai pendidikan syariah
Dr. Muhammad Syafii Antonio, MSc
- Doktor Banking & Micro Finance, University of Melbourne, 2004
- Master of Economic, International Islamic University, Malayasia, 1992
- Sarjana Syariah, University of Jordan, 1990
- Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia
- Dewan Komisaris Bank Syariah Mega Indonesia
- Dewan Syariah BSM
- Dewan Syariah Takaful
- Dewan Syariah PNM
- Dewan Syariah Nasional, MUI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar