Total Tayangan Halaman

Senin, 16 Maret 2009

Obligasi Syariah...

Sukuk Negara (Obligasi Syariah) IFR-0001 & IFR-0002 Laris Manis..

SukukMinat dan kepercayaan pasar terhadap SBSN tinggi, terjadinya over-subsricption 1,6 kali dimana total pemintaan mencapai Rp. 8,070 triliun dari target indikatif sebesar Rp. 5 trilliun. Porsi permintaan dari investor domestik cukup tinggi yakni kurang lebih Rp. 7,1 triliun atau 88 % dari total permintaan.

Penerbitan SBSN yang perdana dan yang diterbitkan adalah jenis akad ijarah (sale & lease back) dengan waktu jatuh tempo dan 10 tahun dan ditunjukkan untuk semua investor baik institusi maupun perorangan, warga negara Indonesia maupun warga asing. Berdasarkan UU No. 19 tahun 2008 tentang SBSN penerbitan SBSN ditujukan untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) termasuk membiayai pembangunan proyek. Sementara itu PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Securities dan PT Danareksa Sekuritas dipilih Departemen Keuangan (Depkeu) sebagai agen dan konsultan hukum penerbitan sukuk.

Masa efektif bookbuilding relatif singkat, yakni 4 hari kerja mulai tanggal 15 agustus sampai 21 Agustus 2008. Sebagian besar investor terutama bank, baru menyampaikan bids setelah pengumuman bank Indonesia pada tanggal 21 agustus mengenai rencana pencabutan PBI terkait ketentuan hold to matuarity instrument syariah. Beberapa calon investor membatalkan order setelah princing karena naiknya yield (imbalan) obligasi Negara akibat harga minyak menjelang penutupan penawaran mencapai USD 121 per barrel, yield tanpa ekstra premi dan mengacu pada yield obligasi Negara dengan tenor yang sama.

Optimisme ketiga agen tersebut disadari oleh langkah konsolidasi yang telah dilakukan sebelumnya. Head Of Debt Capital Market Danareksa Securities, Edwin Syahzurad, mengatakan hasil konsolidasi indusri syariah saja menunggu instrument investasi syariah namun juga bagi kalangan konvesnsional. Dipertegas lagi, dengan waktu penawaran selama enam hari, terhitung 15 hingga 21 Agustus, agen penjualan sangat leluasa untuk meloloskan penjualan SBSN tahap pertama tersebut. Menurut Edwin : dengan underlying asset yang disiapkan Departemen Keuangan atas penjualan SBSN tersebut sangat memadai dengan Rp. 18,3 triliun.

Sementara Presiden Direktor, Mandiri Sekuritas, Harry M Supoyo menjelaskan secara kualitas calon investor yang dari industri syariah maupun konvensional yang berminat terhadap SBSN (Sukuk) hampir sama besarnya. Direktur Trimegah Sekurities, Rosinu menjelaskan: reaksi pasar terhadap peluncuran SBSN sangat tinggi, menurutnya instrument investasi seperti SBSN (obligasi syariah) sangat ditunggu-tunggu oleh pasar. Kalau kita melihat asset industri perbankan syariah sudah mencapai Rp. 43 triliun, maka menurut dia, Rp. 5 triliun diantaranya diinvestasikan dalam bentuk surat berharga.

Penerbitan SBSN dengan nominal Rp. 5 triliun, kata dirjen Pengelolaan Utang, Rahmat Waluyanto usai paparan publik. Investor asing yang selama ini terjun di SBSN konvensional juga menyatakan ketertarikannya pada SBSN. Minat investor asing sangat besar, investor dalam negeri tak boleh kalah karena masa penawarannya juga hanya sekitar seminggu saja,” kata Rahmat.



Dukungan dari Pemerintah


Selain akan menerbitkan SBSN rupiah pada Agustus ini, pemerintah juga akan menerbitkan SBSN valas pada Oktober ini. “Rencana penerbitan SBSN rupiah maupun valas akan termasuk dalam rencana penerbitan netto SBSN dalm APBN 2008 sebesar Rp 117 triliun,” katanya. Pemerintah telah menunjuk tiga agen penjual SBSN rupiah yaitu PT Danareksa, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Securities. Pemerintah menjual dua seri surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk Negara yaitu IFR-0001 dan IFR-0002.

Seri IFR-0001 memiliki jangka waktu 7 tahun dan IFR-0002 selama 10 tahun. Sukuk berakad ijarah sale and lease back ini dijual dengan nilai nominal per unit Rp 1 juta dan pembelian minimal 1.000 unit atau Rp 1 miliar. Penjualan sukuk Negara kali ini lebih di tujukan ke investor institusi bukan ritel, seperti dana pension, perbankan atau manajer investasi baik local maupun asing. Pemerintah mengeluarkan dua seri SBSN, yaitu Ijarah Fixed Rate (IFR) 0001 dan IFR-0002. “seri IFR-0001 jumlah penawaran yang masuk Rp 4,83 triliun, jumlah penawaran yang dimenangkan 11,8 persen,” tuturnya. Imbalan IFR-0001 11,8 persen, dengan tanggal jatuh tempo 15 Agustus 2015.

Sedangkan tanggal settlement 26 Agustus 2008, tanggal pembayaran imbalan 15 Febuari dan 15 Agustus, dan bid to cover ratio 1,78 persen. Sementara itu, IFR-0002 jumlah penawaran yang masuk Rp 3,21triliun dengan jumlah penawaran yang dimenangkan Rp 1,98 triliun. Imbalan tertinggi yang masuk 12,75 persen, namun imbalan tertinggi yang dimenangkan 11,95 persen, dan tingkat kupon 11,95 persen. Tanggal jatuh tempo 15 Agustus 2018 dan bid to cover ratio.


-patri-


Hasil Pelaksanaan Bookbuilding


Seri SBSN/ Sukuk Negara


KETERANGAN

IFR-0001

IFR-0002

Jumlah Penawaran Yang Masuk

Rp. 4,839 Trilliun

Rp. 3,231 Trilliun

Jumlah Penawaran Yang Dimenangkan

Rp. 2,714 Trilliun

Rp. 1,985 Trilliun

Yield Tertinggi Yang Masuk

13,50%

12,75%

Yield Tertingi Yang Diinginkan

11,80%

11,95%

Tingkat Kupon/ Imbalan

11,80%

11,95%

Tanggal Penerbitan

26 Agustus 2008

26 Agustus 2008

Tanggal Jatuh Tempo

15 Agustus 2015

15 Agustus 2018

Tanggal Setelmen

26 Agustus 2008

26 Agustus 2008

Tanggal Pembayaran Imbalan/ Kupon

15 Feb & 15 Agust

15 Feb& 15 Agus

Bid To Cover Ratio

1,73

1,63


Sumber : Departemen Keuangan


Realisasi Pencapaian AP

No

Target (dalam miliar)

Target (dalam milliard)

Pencapaian tgl 19-25 Agustus 2008

Realaisasi pencapaian (1%)

1

PT Bank Mandiri Tbk

750

388,510

51,,801

2

PT Trimegah Securuty Tbk

300

91,470

30,490

3

PT BCA Tbk

700

469,579

67,082

4

PT Danareksa Securities Tbk

250

133,225

53,290

5

PT Reliance Securities Tbk

300

93,410

31,137

6

PT BRI Tbk

150

30,980

20,653

7

PT BNI Tbk

850

392,695

46,199



Sumber http://majalahekonomisyariah.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar